ADE ARMANDO JADI KORBAN KELOMPOK INTOLERAN, SIMPATI UNTUKNYA BERDATANGAN

333

Jakarta, CSW – Belum lama ini Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Ade Armando (AA) mengalami penganiayaan. Peristiwa itu terjadi pada Senin 11 April 22 di depan Gedung DPR RI. AA bersama dua kameramen dan dua penulis sedang meliput demonstrasi mahasiswa. Peliputan dilakukan dalam rangka membuat konten video untuk youtube dan media sosial Gerakan PIS. Juga untuk memberikan dukungan moril bagi mahasiswa.

Mereka tiba di lokasi sekitar pukul dua siang. Awalnya tidak ada masalah, AA juga diwawancarai oleh sejumlah media. Karena demonstrasi akan segera usai, AA dan tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama Gedung DPR RI. AA dan tim bergerak ke arah Palmerah. Saat itu beberapa orang terlihat mengawasinya dan saling berbisik dengan sesama mereka. Tiba-tiba AA didatangi ibu-ibu berjilbab dan memaki-makinya. Perempuan itu berteriak-teriak menuduh AA sebagai penista agama.

AA dan tim terus bergerak, namun dihalangi oleh orang-orang yang mengerumuninya. Beberapa orang terduga pelaku mulai mendorong-dorong AA. Secara tiba-tiba salah satu dari mereka memukul kepalanya dari belakang. Kemudian diikuti oleh sejumlah massa lainnya dan membuat AA terjatuh. Tim yang menemaninya berusaha melindungi, tapi terpental dan kena pukulan. Sekitar 20 menit AA menjadi bulan-bulanan massa biadab tersebut. Mereka memukul, menendang, bahkan berusaha menelanjangi AA. Tindakan biadab itu dilakukan sambil teriak, “Allahu Akbar, habisin penista agama, darahnya halal!”

Polisi datang dan segera mengevakuasi AA ke dalam Gedung DPR dan mengobatinya. Karena ada penyekatan, AA baru bisa dibawa ke rumah sakit menjelang maghrib. Pukul 06:00 sore AA tiba di Rumah Sakit. Kondisi AA sangat memprihatinkan. Wajahnya lebam-lebam, kepalanya terluka dan mengalami pendarahan otak. Bahkan AA sempat muntah darah tiga kali. Simpati dan dukungan untuk AA berdatangan dari berbagai kalangan. Menkopolkum Mahfud MD mengatakan kasus penganiayaan terhadap AA tak bisa ditoleransi.

“Saya atas nama pemerintah menyayangkan apa yang menimpa saudara Ade Armando.
Saya juga sudah meminta pada Polri agar siapa pun pelakunya, apa pun motifnya, apa pun afiliasi politiknya, supaya ditindak tegas secara hukum,” ucap Mahfud. Sementara Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyatakan bahwa penganiayaan terhadap AA telah mencoreng wajah demokrasi dan tindakan pengecut. “Saya mengecam tindakan anarkis para pengeroyok terhadap saudara Ade Armando,” kata Moeldoko

Sebelumnya Ketua SETARA Institute, Hendardi, mengutuk keras dan menilai pengeroyokan tersebut adalah dehumanisasi. Kecaman juga datang dari Sekretaris Umum Muhammadiyah Dr Abdul Mu’thi. Ia mengecam tindakan tersebut apalagi massa mengucapkan kalimat tauhid saat mengeroyok AA. Sementara Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imron Rosyadi Hamid menyatakan, apa pun alasannya, tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan. “Tindakan penganiayaan terhadap siapa pun merupakan pelanggaran hukum. Ini justru mencederai proses penyampaian pendapat yang dilakukan mahasiswa,” kata Imron Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam juga mengungkapkan keprihatin dan mengecam pengeroyokan tersebut. Dia menyayangkan demo tersebut dinodai dengan anarkis terhadap AA

“Tindakan menegakkan kebenaran (amar ma’ruf) harus dilakukan dengan cara yang benar dan tidak anarkis apalagi mencelakakan orang. Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) juga mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan sejumlah orang terhadap AA. Tindakan tersebut merupakan aksi yang tak berperikemanusiaan dan melanggar HAM, terlebih dilakukan di bulan suci Ramadan.

Perhimpunan Eropa unTuk indonesia maJu (P-ETJ), BEM SI, Ketua Umum Iluni UI, Pergerakan Advokat Nusantara (PEREKAT NUSANTARA) juga ramai-ramai mengutuk keras tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan kepada AA tersebut. Menurut Petrus Selestinus, Koordinator Perekat Nusantara, pengeroyokan tersebut merusak nilai-nilai demokrasi dan HAM. Yang dijamin oleh UU No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.

Selain itu, ada putri Gus Dur, Alissa Wahid yang juga ikut mengutuk aksi kekerasan. “Mengutuk segala jenis kekerasan, dilakukan oleh siapapun, kepada siapapun,” ujar Alissa Wahid di akun Twitter Senada dengan Alissa, Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala mengutuk dan meminta polisi segera menangkap dan menghukum pelaku seberat-beratnya. Kecaman juga datang dari Ulil Abshar Abdalla, ia mengutuk kekerasan terhadap AA. Menurutnya, kekerasan atas nama apapun tidak bisa ditolerir. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis (LKS) PERSPEKTIF, Jakarta, Andre Vincent Wenas, Menuding bahwa massa pengeroyok adalah para penjarah demokrasi.

Belakangan, beberapa tokoh publik lainnya juga menyatakan dukungan terhadap AA, antara lain: Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dan Fadel Muhammad, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan beberapa tokoh lainnya. Pihak kepolisian harus segera menangkap semua pelaku tindakan biadab itu. Terima kasih kepada mahasiswa, polisi dan orang-orang yang sudah menyelamatkan Ade Armando dari pengeroyokan kelompok radikal. Mari kita lawan para intoleran bersama-sama, mari kita jaga Indonesia kita.