Jakarta, CSW – Grace Natalie, Mantan Ketua Partai solidaritas Indonesia, diserbu cyber army. Sis Grace dituduh menggunakan politik identitas. Padahal yang Sis Grace lakukan adalah ngetweet yang justru mengingatkan seharusnya dalam sebuah peristiwa kekerasan, korban harus dibela.
Korban harus dibela, tanpa mempedulikan agama dia apa, agama pelaku apa, tulis Sis Grace. Tweetnya itu ditujukan untuk mengomentari tindak kekerasan brutal Mario Dandy Satrio ke Cristalino David Ozora, yang menggemparkan Indonesia sepekan terakhir ini.
Sebenarnya pernyataan Sis Grace ini sebuah pernyataan yang bijak. Tapi tiba-tiba tweetnya langsung diserang. Serangannya bersifat sangat massif. Rasanya tuh kayak sudah direncanakan. Sis Grace memang sudah lama nggak aktif di media sosial, karena sedang menyelesaikan gelar masternya yang kedua di Singapura.
Dan Sis Grace sendiri sekarang sudah menempati posisi baru, sebagai Wakil Ketua Pembina di PSI. Karena itulah dia tidak banyak berkomentar tentang kondisi di Indonesia saat ini. Tapi mungkin sekali begitu Sis Grace muncul kembali, itu menimbulkan kekuatiran para pembenci PSI.
Karena itulah dia diserang supaya tidak banyak bicara. Dan para penyerangnya bukanlah orang-orang biasa saja. Di awal sih memang ada banjir tweet dari nama-nama citizen biasa. Tapi kemudian muncul tweet dari Andy Sinuligga dan Tifatul Sembiring.
Andy itu mantan kader Golkar yang sekarang diketahui jadi pendukung Anies Baswedan. Sementara Tifatul adalah petinggi PKS yang memang sejak lama membenci PSI. Nah komentar mereka nih yang keterlaluan, kasar dan merendahkan perempuan.
Andy menggunakan istilah ‘cun’ untuk menyebut Grace yang sangat mungkin artinya pecun alias pelacur. Padahal, apa yang disampaikan Sis Grace sangat bijaksana. Tulisan Sis Grace tuh kayak gini: “Apapun agama David, dia adalah korban yang harus dibela.”
Sis Grace kemudian menyatakan: “Tidak penting diumbar apa agama David, apa agama pelaku”. Sebagai penutup, Grace menulis: “Apa yang menimpa David adalah tindakan kriminal yang harus dihukum seberat-beratnya”
Jadi Sis Grace jelas loh menyatakan, apapun agamanya, pelaku kekerasan terhadap David harus dihukum seberat-beratnya. Sekadar catatan, Mario yang menyiksa David kemungkinan besar beragama Kristen dan David beragama Islam.
Dengan kata lain, Sis Grace justru menyatakan Mario harus dihukum seberat-beratnya, walaupun Mario ini agamanya sama dengan Sis Grace. Pertanyaannya:, “Apakah Sis Grace mengada-ada mengangkat agama David dan Mario ini?.”
Jelas tidak. Kasus kekerasan terhadap David ini memang menarik perhatian masyarakat sangat luas, sehingga mendorong terjadinya doxing. Doxing itu berarti mengungkapkan informasi pribadi kepada publik dengan tujuan tertentu. Dalam kasus David dan Mario, banyak sekali doxing yang dilakukan.
Salah satu yang nyata adalah pengungkapan siapa Mario, gaya hidupnya, motor dan mobilnya, plat palsunya, sekolahnya, siapa ayahnya, siapa ibunya, pekerjaan ayah, restoran ibu, siapa kakaknya dan seterusnya.
Begitu juga ada banyak informasi tentang David dan gadis di bawah umur yang disebut menjadi pangkal masalah, diungkapkan kepada pubilik. Hampir setiap hari ada informasi pribadi baru yang diungkap. Nah salah satunya adalah soal agama.
Di media online dan media sosial beredar kabar bahwa agama Mario Kristen, sementara David Islam. Lebih jauh lagi diungkap, David adalah seorang mualaf mengikuti jejak ayahnya yang sekarang menjadi tokoh Gerakan Pemuda Ansor NU.
Ada media menggambarkan dia sebagai seorang pemuda soleh dan rajin mengajar Al Quran pada anak-anak. Kalau penyebutan agama David dan Mario dilakukan secara selintas, tentu tidak mengapa. Masalahnya, ini dilakukan secara menonjol, sebagai judul tulisan.
Bahkan ayah David pun dijadikan objek hoax. Beredar kabar bohong bahwa ayah David sangat membenci FPI sehingga dia tertawa-tawa ketika tahu laskar FPI dibunuh di KM 50. Belakangan terungkap, itu berita bohong, namun sudah kepalang menyebar.
Karena itulah Sis Grace merasa harus mengingatkan informasi-informasi hasil doxing yang tidak relevan dengan kasus kejahatan Mario ini. Apalagi Sis Grace memang selama ini dikenal sebagai pejuang keberagaman agama.
Jadi wajar aja, Sis Grace membuat tweet yang mengingatkan followersnya untuk tidak mengait-ngaitkan agama dengan penegakan hukum. Tapi ternyata, apa yang dilakukan Sis Grace malah jadi lapak serbuan caci maki.
Hampir pasti sebagian dari penyerang paling awal adalah mereka yang digerakkan oleh kelompok-kelompok tertentu. Kebanyakan tuh narasinya sama. Mereka bilang, Sis Grace sengaja mengadu domba karena sebelumnya tidak ada orang yang membawa-bawa nama agama dalam kasus Mario ini.
Bantahan semacam ini jelas mengada-ngada, karena berita-berita soal agama dan kemualafan David dan ayahnya banyak menyebar di google, apalagi di WA Group. Search saja di google dengan kata kunci ‘david, agama, mualaf’ dengan segera kita akan menemukan berita-beritanya.
Memang nggak sebesar berita mengenai ayah Mario yang dari Ditjen Pajak, tapi isu agama itu jelas diangkat oleh media. Begitu juga ada yang mengecam Sis Grace karena dianggap menyebarkan politik identitas.
Yang diangkat Tifatul Sembiring dalam tweetnya. Itu juga aneh. Sekali lagi ya, Sis Grace itu kan justru mengingatkan bahwa identitas agama seseorang tidak penting dalam sebuah tindak kejahatan.
Kok malah disebut menyebarkan politik identitas? Tapi yang paling parah sih Andy Sinulingga. Dengan sangat kasar Andy menulis: “Gile lu cun, candu amat mainin isu politik agama. Siapa juga yang mempersoalkan agamanya David?”
Yang paling bermasalah adalah penyebutan kata ‘cun’. Kata ‘cun’ di sana tampaknya berarti pecun. Dalam pecun dalam percakapan sehari-hari berarti pelacur. Andy keliatan sekali melecehkan Sis Grace.
Dan seperti Tifatul, dia menuduh Sis Grace ‘memainkan isu politik agama’. Sis Grace kan justru menegaskan agar agama jangan digunakan dalam kasus keadilan hukum, kok dia malah disebut memainkan politik agama.
Tapi memang mungkin begitulah gaya politisi senior. Mereka begitu saja menyebarkan tuduhan yang sama sekali tidak berdasar. Andy mungkin membenci PSI karena mantan kader Golkar ini sekarang membela Anies Baswedan.
Karena itu komentarnya jadi mengada-ngada. Semoga Sis Grace Natalie terus konsisten memperjuangkan keberagaman, walaupun terus diserang dengan opini-opini tidak berdasar.