Jakarta, CSW – Pelaksanaan pemilu masih tersisa 10 bulan lagi. Tapi ketegangannya sudah terasa dari sekarang. Salah satu isu terbaru, tersebarnya video tentang kebocoran data hasil Pemilu tahun 2024. Ini aneh banget sih. Pemilunya sendiri belum berlangsung. Pemungutan dan penghitungan suara baru akan berlangsung pada pertengahan Februari 2024 nanti.
Bagaimana mungkin sih sekarang sudah ada hasilnya? Di video berdurasi dua setengah menit itu terlihat ada seorang pria yang menampilkan layar komputer yang menampilkan hasil perhitungan pemilu 2024. Di situ ada data provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, TPS, no kk, nomor nik, nama, tempat tinggal, alamat lengkap, usia, dan jenis kelamin.
Nggak jelas juga apakah di situ tertera nama kandidat atau wakil partai yang dipiliih. Semua ditampilinnya selintas, Tapi yang tampil itu seolah adalah hasil perhitungan pemilu 2024. Judulnya: INI HASIL PEMILU 2024. Di dalam video itu juga ada penjelasan berbunyi: BOCOR LAGI, TERNYATA DATA KPU 2024 SUDAH JADI, REZIM BEJAD.
Terus ada tambahan narasi: “Luar biasa, negeri ini memang sakti, pemungutan suara belum dilakukan, hasilnya sudah ditentukan?” Dijelaskan pula, bocoran data Pemilu itu diperoleh karena server KPU diretas oleh hacker internasional. Ini sudah memnghebohkan dunia maya sejak pekan lalu. Dan pihak-pihak berwajib pun sudah turun tangan.
Bareskrim POLRI langsung berkoordinasi dengan KPU menyelidik kebenaran video itu. Senin 1 Mei lalu, Bareskrim sudah menyatakan bahwa berita tentang kebocoran data KPU itu bohong. KPU juga membantah bahwa ada kebocoran data. Sekarang polisi sedang menelusuri siapa sih pihak yang memulai dan menyebarkan hoax kebocoran data pemilu itu.
Bila ditemukan unsur pidana, polisi tidak akan ragu-ragu untuk mempidanakan orang yang membuat dan juga yang menyebarkannya. Tolong dicatat, yang mungkin kena bukan cuma pembuat hoax, tapi juga orang-orang yang dengan sengaja menyebarluaskannya. Ketua KPU, Hasyim Asy’ari juga berharap publik tidak terkecoh dengan berita itu. Dia menegaskan, data hasil penghitungan suara Pemilu 2024 belum ada.
Menurut Hasyim, apabila ada pihak yang menggambarkan seolah-olah data hasil Pemilu 2024 sudah ada, hal tersebut tidak masuk akal dan mengada-ada. Dia menjelaskan , pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024 dilaksanakan dengan cara manual pada April tahun depan.
Setelah pencoblosan dan pemungutan suara dilakukan oleh para pemilih, penghitungan suara serta rekapitulasi hasil penghitungan suara akan dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari panitia pemilihan kecamatan, KPU kabupaten/kota, KPU provinsi, dan KPU RI secara manual.
Ini semua dilakukan berbasis formulir hardcopy. Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara itu akan dilaksanakan secara terbuka dan dapat diakses, diawasi, serta dipantau oleh berbagai pihak. Yang dapat memonitor adalah Badan Pengawas Pemilu, saksi peserta pemilu, pemantau, jurnalis, dan pemilih.
Seperti dikatakan Hasyim, tuduhan yang hoax itu mengada-ada.
Kalo memang ada manipulasi hasil semacam itu, diperlukan kerjasama yang luar biasa oleh KPU, Bawaslu, pemerintah, partai-partai yang terlibat, para relawan, media massa, LSM pemantau pemilu, dan bahkan pemilihnya sendiri. Dengan kata lain agar scenario bisa dijalankan, perlu ada konspirasi yang besar. Tapi tuduhan kecurangan pemilu memang sejak lama sering dilontarkan.
Tujuannya tentu saja agar masyarakat curiga dengan hasil pemilu. Kalau rakyat pemilih curiga maka legitimasi pemerintah dan anggota DPR menjadi rendah. Kalau sejak sekarang pun masyarakat sudah tidak yakin dengan hasil pemilu, sangat mungkin pemilu tidak akan berjalan dengan sukses. Banyak orang mungkin memilih nggak akan berangkat ke TPS pada pemilu tahun depan.
Logikanya kan, buat apa memilih kalau hasil akhirnya sudah ditentukan saat ini? Bahkan mungkin ada terjadi ketegangan antar kelompok. Tuduhan pemilu curang memang sudah dikenal sejak pemilu-pemilu lalu. Salah satu istilah yang terkenal pada Pemilu 2019 adalah tuduhan adanya kecurangan massif, terstruktur dan sistematis. Bahkan ada gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi.
Pengadilan sengketa hasil pemilu itu sampe disiarkan melalui stasiun televisi nasional. Setelah 14 hari bersidang, MK pada akhirnya menolak gugatan tersebut. MK berkesimpulan bahwa Pemilu berlangsung dengan lancar, sesuai asas langsung bebas, jujur, dan rahasia. Karena itu MK memutuskan tidak ada alasan untuk membatalkan hasil pemilu. Ini tentu saja tidak berarti Pemilu berlangsung sempurna.
Misalnya diakui bahwa politik uang masih banyak terjadi. Begitu juga, karena kelemahan di sana-sini, berlangsung pemungutan suara ulang di sekitar 2.500 TPS di seluruh Indonesia. Tapi ternyata setelah dilakukan penghitungan ulang pun, hasil akhir Pilpres tidak banyak berubah. Jadi kalau sekarang pun kembali ada hoax menyebar tentang kebocoran data pemilu 2024, ini bukan hal yang mengejutkan.
Selalu ada aja upaya untuk membuat masyarakat kehilangan kepercayaan sama pemilu. Dan penyebaran hoax ini semakin mudah dilakukan karena tersedianya media sosial di mana-mana. Udah ya kita jangan mudah ketipu sama kebohongan semacam ini. Tentu kita harus terus mengawasi jalannya pemilu, tapi kita juga harus percaya pada integritas para penyelenggara pemilu di Indonesia.