Kenapa Sih Indonesia Harus Beralih Ke Siaran TV Digital?

267

Jakarta, CSW – Seperti biasa kalo ada kebijakan baru pasti ada aja yang ribuut. Nah sekarang kita lagi mau bahas peralihan siaran TV analog ke digital yang disebut Analog Switch Off atau ASO

Bisa nggk Indonesia nolak ? Tentuu nggak bisa karena sudah kesepakatan Internasional. yang diputuskan International Telecommunication Union belasan tahun lalu. Indonesia ini sudah sangat ketinggalan , banyak negara sudah beralih dari siaran TV analog ke digital

Btw gagasan ini bukan tiba-tiba yaa tapii dari zaman Presiden SBY, cumaa jaman SBY ASO belum bisa dilaksanakan karena stasiun-stasiun TV swasta belom siap. Dan di negara ASEAN hanya Indonesia dan Timor Leste yang blm beralih ke siaran TV digital.

Ada 3 alasan utama yang dijelaskan oleh Direktur Pengelolaan Media Kementrian Kominfo, Nursodik Gunarjo, kenapa masyarakat harus beralih ke siaran TV digital. Yang pertama, ASO adalah amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Jadi yaa harus dilaksanakan

Stasiun TV yang nggak melaksanakan jadi melanggar undang-undang dan bisa kena sanksi hukum. Yang kedua, Siaran digital di Indonesia sudah jauh tertinggal dan sangat terlambat dibandingkan negara lain.

Mulai dari Eropa, Timur Tengah, sampai  ASEAN. Malaysia dan Singapura juga uda duluan. Jadi Kita harus mengejar ketertinggalan di teknologi siaran. Yang Ketiga, frekuensi yang digunakan siaran analog sangat boros. Karena, setiap stasiun TV menggunakan satu frekuensi sendiri.

Padahal ada lebih dari 700 stasiun TV. Nah Mereka beroperasi di rentang frekuensi 478 – 806 megahertz. Jadi semua frekuensi habis digunakan TV analog di Indonesia. Tapii ini bisa berubah kalo sudah pindah ke digital.

Kalo pindah ke digital Satu frekuensi bisa digunakan 6 sampai 13 stasiun TV bersama-sama. Jadi akan ada penghematan frekuensi. Nah kan ada sisa frekuensinya tuh. Nama Sisa frekuensi adalah digital dividen yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

Contohnya: Menguatkan sinyal internet di berbagai daerah. Yang tujuannya bisa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bisa membuka lapangan kerja, membuat konten dll. Untuk penonton TV, juga ada efisiensi daya listrik.

TV analog dayanya 200 watt. Sedangkan TV digital cuma 40 sampai 60 watt. Jadi jauuuh lebih hemat listrik. Kualitas gambar dan suara TV digital juga lebih bagus. Jadi lebih nyaman bukan?

Nah kabarnya memang sempat ada 7 stasiun televisi yang diancam dicabut izin siarannya karena bandel dan nggk taat. Karena mereka nggk mau mematikan siaran analognya padahal sudah lewat batas waktu 2 Nov lalu.

Sebagian besar stasiun TVnya adalah dari grup MNC TV, medianya Hary Tanoesoedibjo, ada RCTI, Global TV, MNC TV, dan iNews. Sisanya dari Viva grup, milik keluarga Aburizal Bakrie, ada ANTV dan TV One

Ini kan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kesiapan teknis juga udaah dibicarakan cukup lama. Termasuk dibahas dengan para pemilik stasiun TV. Menko Polhukam Mahfud MD bilang, proses migrasi itu semua berjalan efektif.

Kesimpulannya, kebijakan beralih ke siaran TV digital inii sudah tepat. Cuma ya gituu setiap penerapan hal baru pasti butuh penyesuaian. Memang nggk nyaman untuk konsumen

Nah Tugas pemerintah, membuat persiapan dan antisipasi sebaik mungkin. Supaya semua proses peralihan ini lancar, mudah dan aman. Yuk kita dukung dan sukseskan migrasi ke siaran TV digital!