Jakarta, CSW – Sekarang semakin banyak saja organisasi relawan pendukung Ganjar Pranowo menjadi capres bermunculan. Menurut seorang aktivis pendukung Ganjar, saat ini ada puluhan atau bahkan lebih dari seratus organisasi relawan terbentuk.
Jumlah keseluruhan anggotanya bisa mencapai lebih dari satu juta orang. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Dari kota-kota besar, sampai Kecamatan. Sebagai organisasi relawan, para anggotanya terlibat tanpa dibayar.
Kegiatan-kegiatan mereka didanai secara urunan. Tentu saja, jumlah urunannya tidak sama. Biasanya yang lebih kaya akan menyumbang lebih besar, baik dalam hal keuangan maupun menyediakan fasilitas.
Jenis kegiatannya pun bisa macam-macam. Dari kumpul-kumpul sesama pendukung Ganjar, doa bersama, sampai gotong royong, bagi-bagi sembako, dan bakti sosial. Intinya, mereka berusaha membangun simpati pada Ganjar.
Yang penting juga, keterlibatan para relawan ini tidak ada kaitannya dengan partai politik. Mereka bisa saja adalah kader atau pendukung partai tertentu. Tapi mereka terlibat dalam organisasi relawan tanpa membawa bendera partai.
Nama perkumpulannya pun terkesan netral. Ada Sahabat Ganjar, Kawan Ganjar, Teman Ganjar, Ganjarian, Ganjarist. Juga ada yang menyatakan diri sebagai perkumpulan para santri, perkumpulan pedagang warteg, perkumpulan alumni sekolah tertentu dan sebagainya.
Apa yang terjadi ini adalah contoh penting tentang bagaimana masyarakat sipil bergerak. Maraknya relawan Ganjar ini nampaknya terkait dengan sikap PDIP yang terkesan ragu-ragu. Kita tahu bahwa hasil-hasil survey menunjukkan Ganjar adalah salah seorang capres terkuat menjelang PIlpres 2024.
Hasil survey nasional hampir selalu konsisten menunjukkan ada tiga kandidat terkuat. Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar. Dan dalam beberapa bulan terakhir ini, hampir selalu urutannya adalah, Ganjar tertinggi, baru diikuti Anies dan Prabowo.
Memang Pilpres baru berlangsung sekitar satu tahun lagi. Dalam waktu satu tahun itu, kejar-kejaran masih bisa terjadi. Tapi yang jelas, Ganjar adalah salah seorang calon terkuat.
Masalahnya, sampai sekarang PDIP belum juga menyatakan akan mengajukan nama Ganjar. Sebelumnya sempat ada kabar pencalonan nama Ganjar akan dinyatakan dalam hari ulang tahun PDIP, awal Januari.
Tapi ternyata, Bu Megawati sama sekali tidak menyebutnya. Kelihatannya memang pencalonan Ganjar di PDIP nggaklah mulus. Padahal kalau mau, PDIP bisa mengajukan nama capres tanpa harus berkoalisi.
Bahkan ada kesan bahwa PDIP nanti akan mengajukan nama putri bu Megawati, Puan Maharani, atau bahkan nama Ibu Megawati sendiri. Ini semua yang mungkin sekali mendorong inisiatif-inisiatif warga untuk menyatakan dukungan kepada Ganjar.
Di satu sisi, kelompok-kelompok relawan ini ingin menyatakan bahwa mereka sudah siap kalau sampai nanti Ganjar benar-benar dimajukan sebagai capres. Dalam satu tahun ke depan, mereka akan mengorbankan waktu, tenaga dan uang untuk mendukung Ganjar.
Misalnya pernah terjadi di Pilgub DKI 2016-2017. Ketika itu pun, calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok semula tidak didukung partai manapun. Karena itu para pendukung Ahok melakukan aksi mobilisasi suara rakyat.
Para relawan ini berhasil mengumpulkan satu juta KTP untuk memajukan nama Ahok sebagai calon independen. Baru kemudian sejumlah partai politik tertarik mencalonkan Ahok sebagai calon gubernur.
Akhirnya Ahok maju dengan dukungan PDI Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat, Golongan Karya dan Partai Nasdem. Kali ini, cara serupa kelihatannya akan ditiru. Para relawan ingin menunjukkan mereka siap mendukung penuh Ganjar.
Memang dalam pemilihan presiden tidak ada calon yang independen, seperti dalam Pilgub DKI. Tapi paling tidak, penggalangan suara pendukung Ganjar ini bisa memberi dukungan moral untuk pencalonan Ganjar.
Diharapkan, PDIP akan menyadari besarnya dukungan terhadap Ganjar dari masyarakat. Kalau PDIP belum juga tergerak, dukungan ini bisa membuka mata partai-partai lain yang sampai sekarang juga belum mencalonkan nama Capres.
Sebagai contoh, sekarang ini sudah ada Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB. KIB terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Sudah lama dikabarkan KIB sebenarnya melirik Ganjar sebagai Capres.
Tapi, mereka masih ragu-ragu karena biar bagaimanapun Ganjar adalah kader yang loyal di PDIP. Tapi, bila dukungan publik bisa terus menguat kepada Ganjar, diharapkan KIB akan bersikap lebih tegas mendukung Ganjar.
Ganjar sendiri sejauh ini terlihat sangat berhati-hati. Dia berulangkali bilang dia tidak pernah membentuk tim relawan manapun. Dia juga minta para relawan ini tidak mengadudomba dengan pihak manapun.
Yang lebih reaktif adalah PDIP sendiri. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto misalnya bilang bahwa para relawan seharusnya baru dibentuk setelah PDIP secara resmi mengumumkan nama pasangan calon.
Dia meminta para relawan bersabar menunggu keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ketua Badan Pemenang Pemilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul bahkan mengecam pembentukan tim relawan Ganjar.
Pembentukan itu dianggap menyalahi tata krama politik PDIP. Menurutnya, relawan seharusnya melihat Ganjar sebagai kader partai yang wajib mengikuti aturan internal terkait pencapresan.
Dia bilang, para relawan sepatutnya meminta izin terlebih dulu dari Bu Mega, karena Ganjar masih menjadi kader partai. Tapi sih, peringatan dari para petinggi PDIP ini tidak akan menyurutkan semangat para relawan Ganjar ini. Kalau tidak ada restu PDIP, mereka mungkin sekali akan mendekat ke partai-partai lain.