Beranda Featured Pigai Menyerang Jokowi dan Ganjar, Rasis Atau Politis?

Pigai Menyerang Jokowi dan Ganjar, Rasis Atau Politis?

0
Pigai Menyerang Jokowi dan Ganjar, Rasis Atau Politis?

Jakarta, CSW – Kita semua layak prihatin dengan Natalius Pigai. Dia adalah aktivis masyarakat sipil asal Papua yang pernah menjadi Komisioner Komnas HAM. Pigai tiba-tiba menulis tweet yang menyerang Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tweet itu ia lontarkan saat di Papua sedang berlangsung acara Pekan Olahraga Nasional (PON) yang penuh dengan kegembiraan. Kata-kata Pigai sangat kasar.

Kata dia, “Jangan percaya orang Jawa Tengah, Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan, rasis, monyet & sampah.

Kata Pigai lagi: “Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan.”

“Saya Penentang Ketidakadilan,” kata Pigai mengakhiri tweetnya

Tweet itu dibuat Pigai untuk merespons video Ganjar yang tengah menikmati hidangan khas Papua. Ganjar berada di Papua pada 1 Oktober untuk mendukung langsung kontingen Jawa Tengah yang bertanding di PON.

Ganjar menyatakan santapan khas Papua enak. Anehnya, ucapan Ganjar itu langsung ditanggapi dengan tweet yang sangat kasar itu.

Jokowi sendiri tidak terdengar menanggapi Pigai. Sedangkan Ganjar menanggapinya dengan santai. Dia bahkan mendoakan agar Natalius Pigai selalu sehat dan tetap kritis.

Didoakan begitu, Pigai justru melontarkan komentar sinis. Ia menilis tweet lagi berbunyi: “Oyaa, saya baru tahu kalau Mas Ganjar sudah beralih profesi jadi pendoa atau tukang doa.”

Apa yang dilakukan Pigai memang mengherankan. Dia nampak begitu kalap dan marah secara membabi buta. Dia seperti tidak bisa terima bahwa saat ini ada acara sebesar PON yang dirayakan bersama oleh bukan saja penduduk Papua tapi juga semua rakyat Indonesia.

Pigai seperti tidak terima kalau penyelenggaraan PON ini akan memberi nilai lebih bagi Presiden Jokowi dan Ganjar. Ini mungkin bermasalah baginya karena selama ini, Pigai terus berusaha membangun narasi bahwa pemerintah Jokowi mengabaikan Papua.

Karena itu bila PON sampai berhasil di Papua, itu justru akan mengurangi dukungan terhadap Pigai. Namun dengan melakukan itu, Pigai sebenarnya sedang memecah belah bangsa.

Pigai sendiri membantah ketika banyak pihak menuduh dia ‘rasis’ karena menyebut kata ‘Jangan percaya orang Jawa Tengah, Jokowi dan Ganjar’. Menurut Pigai, dia menyebut kata Jawa Tengah bukan untuk menyamakan semua orang Jawa Tengah. Yang dia kecam adalah Jokowi dan Ganjar, katanya, bukan Jawa Tengah.

Pigai kemudian berdalih bahwa tweet itu ia buat untuk mengkritik sistem politik Indonesia. Menurutnya, sistem yang ada saat ini menimbulkan ketimpangan kesempatan dalam berpolitik. Dia menyebut selama ini kepala negara selalu berasal dari suku Jawa. Ia juga menyinggung 28 orang menteri Kabinet Indonesia Maju juga berasal dari Jawa.

Pigai seperti meracau. Siapapun tentu tahu adanya ketimpangan pembangunan di Indonesia, dan bahwa selama berpuluh tahun Papua seperti dianaktirikan.

Tapi itu adalah sesuatu yang diwariskan terutama oleh pemerintahan Orde Baru. Sesudah reformasi, perlahan-lahan perhatian terhadap Papua ditingkatkan.

Dan di antara semua kepala negara, Presiden Jokowi adalah yang paling besar perhatiannya dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk meningkatkan kesejahteraan Papua.

Tentu apa yang dilakukan Jokowi masih jauh dari sempurna, tapi dia jelas-jelas berusaha membangun Papua.

Karena itu bagaimana mungkin Pigai menuduh Jokowi dan Ganjar merampok kekayaan Papua, membunuh rakyat Papua, menginjak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan Rasis, monyet, dan sampah?

Sejak kapan Jokowi dan Ganjar demikian menindas Papua? Dan yang lebih aneh lagi, di mana letak salah Ganjar?

Kalau kita ingat penghinaan terhadap mahasiswa Papua yang sampai-sampai disebut ‘monyet’ itu terjadi bukan di Jawa Tengah, melainkan di Surabaya dan Malang pada 2019.

Peristiwa itu memang sempat menyulut kemarahan rakyat Papua. Tapi, bukankah itu semua tidak ada hubungannya dengan Ganjar? Jadi kenapa nama Ganjar harus dibawa-bawa?

Karena itu bisa saja masalah ini sebenarnya memang bukanlah soal rasisme. Bisa jadi sebenarnya di belakang ini ada kepentingan politik menjelang 2024. Dan yang jadi sasaran tembak utama adalah Ganjar.

Kita tahu, Ganjar adalah salah seorang kandidat paling populer untuk maju dalam PIlpres 2024. Di sisi lain, Pigai adalah kader Partai Demokrat yang hampir pasti akan memajukan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capresnya.

Pigai sendiri sudah menyatakan dukungannya dan pujiannya kepada AHY. Jadi sangat mungkin serangan Pigai ini ditujukan kepada Ganjar dalam konteks persaingan AHY versus Ganjar.

Tapi ada satu cerita lain yang menarik. Malalui Twitternya, Pigai juga menyebarkan isi chat WA yang seolah-olah berisi perintah Puan Maharani. Di sana, termuat chat seseorang yang menggambarkan Puan bersedia membayar Rp 5 miliar pada Pigai untuk menghabisi Ganjar.

Dalam chat itu, Pigai digambarkan sebagai ‘monyet hitam’ dan Ganjar disebut sebagai ‘kera putih’. Apakah chat itu layak dipercaya? Rasanya sih tidak.

Masa sih Puan harus mengeluarkan uang Rp 5 miliar melalui Pigai hanya untuk menyerang Ganjar?

Namun apapun penjelasannya, yang penting kita sadari apa yang dilakukan Pigai ini membahayakan bangsa. Di saat bangsa ini sedang merayakan persatuan dan persaudaraan di tanah Papua, Pigai justru memprovokasi perpecahan dan kebencian.

Mudah-mudahan suara Pigai tidak didengar.